Showing posts with label Psikologi. Show all posts
Showing posts with label Psikologi. Show all posts

Sunday, March 15, 2015

Bagaimana Cinta menghangatkan kita ? Peta Emosi Mengungkapnya

Sering terdengar, orang sedih merasa seluruh tubuhnya lemah dan orang yang depresi merasakan dada sesak. Bagaimana menguraikannya secara ilmiah?

Lauri Nummenmaa, psikolog dari Aalto University dari Finladia, melakukan sebuah survei pada 700 orang dari Findalia, Swedia, dan Taiwan.



Survei yang dilakukannya terbilang menarik karena melibatkan populasi responden yang besar dan dari berbagai latar belakang.

Peneliti menyuguhkan serangkaian kata-kata, cerita, video, dan gambar yang bisa memicu beragam perasaan, mulai sedih, depresi, gembira, hingga cinta.

Responden juga dihadapkan pada dua gambar tubuh di layar komputer. Gambar tubuh itu kemudian digunakan untuk mengilustrasikan efek fisiologis dari emosi responden.

Setelah melihat dan membaca cerita dan gambar, responden diminta mendeskripsikan bagian tubuh yang mengalami peningkatan dan penurunan aktivitas di tiap-tiap gambar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika responden merasakan cinta, mereka merasa seluruh tubuhnya lebih aktif, lebih hangat.

Sementara itu, dalam riset yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Science ini, ketika merasa marah, responden merasakan peningkatan aktivitas di kepala dan dada.

Bertolak belakang dengan cinta, depresi mengurangi aktivitas di seluruh bagian tubuh. Kesedihan meningkatkan aktivitas bagian dada.

Walau terdengar tak ilmiah, karena hanya melihat tanggapan subyektif responden dan tak ada pengukuran secara biologis peningkatan aktivitas tubuh, studi ini dianggap cukup ilmiah.

Dengan jumlah responden yang besar, seperti diberitakan Extreme Tech, riset ini menyuguhkan hasil penelitian kuantitatif yang valid.

Peneliti berharap, di kemudian hari, hasil penelitiannya bisa dimanfaatkan untuk membantu terapi orang yang mengalami depresi atau masalah tertentu.          


Sumber :kompas

Teriakan Orang Tua Berpengaruh Buruk Pada Mental Anak

Anak remaja yang sering mendengar teriakan atau ancaman dari orang tuanya mempunyai risiko yang besar untuk mengalami depresi dan berperilaku menyimpang, salah satunya adalah melanggar peraturan.



Agresi verbal ataupun fisik sama-sama berdampak buruk bagi anak!

Berdasarkan riset terbarunya, Annete Mahoney, profesor psikologi di Ohio, mengatakan bahwa hal yang harus diperhatikan orang tua adalah masalah perilaku verbal.

Menurutnya, hal tersebut memang mudah untuk diabaikan, akan tetapi penelitiannya menunjukkan bahwa ketidakramahan verbal mempunyai dampak yang serius pada anak. Ini menjadi sebuah peringatan terutama bagi para orang tua yang kerap berteriak atau memukul anaknya.

Para peneliti mengatakan bahwa orang tua dapat terperangkap ke dalam lingkaran kekerasan. Menurut Mahoney, kekerasan verbal memiliki sebuah "siklus alami". Anak-anak yang mempunyai masalah perilaku maupun penyakit mental akan sulit ditangani.

Remaja yang mendapatkan kekerasan fisik dari orang tua seperti dipukul, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami masalah perilaku dan penyakit mental.


Pemimpin penelitian tersebut, Michelle Leroy, mengatakan bahwa "serangan" verbal orang tua terhadap anak remajanya sama merusaknya dengan perlakuan kekerasan fisik yang parah, terutama dalam keluarga yang memiliki masalah terkait dengan kesehatan mental.

Hasil penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Child Abuse & Neglect ini melibatkan remaja bermasalah berusia 11-18 tahun.

Mereka diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti, apakah mereka pernah dipukul atau mendapatkan kekerasan lainnya selama kurun waktu setahun terakhir. Orang tua mereka juga ikut dilibatkan, dan diminta untuk melaporkan perilaku mereka dalam frame yang sama


Sumber : Apakabardunia